NFERNAL

Pada game berjenis 3rd person shooter ini, anda berperan sebagai Ryan Lennox, seorang malaikat yang dibuang dari surga. Ketika ia sedang bersantai di bar bersama teman wanitanya, tiba-tiba segerombolan pasukan dari Everlight corporation menyerbu untuk membunuh Ryan. Setelah berhasil lolos, akhirnya ia memutuskan untuk bersekutu dengan sang penguasa neraka untuk membalas dendam. Sebagai balasannya Ryan dianugerahi dengan infernal power (kemampuan supranatural) yang membuatnya mampu melakukan teleportasi, mengangkat objek (telekinesis), menembakkan ledakan magis (pyrokinesis), melihat sesuatu yang tak bisa dilihat mata manusia, dan juga mampu menyerap jiwa (energi) dari musuh yang telah dibunuh.

Itu semua adalah kemampuan supra natural yang dimilikinya selain dari persenjataan umum seperti pistol, assault rifle, hingga senjata yang aneh-aneh seperti welder gun dan heavy energy beam.

redball.gif (916 bytes)GRAFIS (score: 10/10)

Tampilan grafis merupakan keunggulan utama Infernal. Developer game ini cukup royal dalam menjejalkan berbagai macam efek grafis, diantaranya adalah efek-efek Shader Model 3, HDR, retina effect, dan bahkan dukungan untuk Ageia PhysX engine.
Efek ledakan dan serpihan berbagai macam objek yang hancur berkeping-keping terasa begitu realistis dan memukau berkat implementasi Ageia PhysX pada game ini.
Bahkan mungkin anda belum pernah melihat efek ledakan pada game yang lebih bagus dari ini.
Efek semburan api juga terlihat begitu realistis dan memukau.
Kemampuan supranatural yang dimiliki oleh Ryan Lennox sangat potensial untuk menciptakan ledak-ledakan fenomenal di sepanjang permainan.
Implementas PhysX engine juga memungkinkan anda menjatuhkan/mengangkat berbagai benda di sekitar.

Selain special efek yang mengagumkan, bentuk karakter-karakter pada game ini juga cukup bagus dengan texture yang detail.

Game ini sangat layak dinobatkan sebagai game 3rd-person shooter dengan tampilan terbaik di tahun 2007. Tapi ingat...game 3rd person dengan *TAMPILAN* terbaik, bukan game 3rd person terbaik. Sebab untuk menjadi yang terbaik secara keleruhan maka unsur grafis saja tentu masih belum cukup.

redball.gif (916 bytes)SUARA (score: 7/10)

Suara tergolong biasa-biasa saja, dan suara teriakan musuh seringkali diulang-ulang hingga terdengar membosankan. Meski demikian background musicnya cukup mendukung..

Setiap pertempuran dimulai akan terdengar musik heavy metal yang lama kelamaan terasa bising dan membosankan. Namun bila semangat anda bisa lebih terpacu dengan adanya musik semacam ini, hal semacam ini bisa jadi nilai plus.

redball.gif (916 bytes)GAMEPLAY (score: 7/10)

Infernal merupakan game yang pada dasarnya mirip seperti game legendaris, Max Payne, tapi tanpa aksi bullet time.
Alur cerita yang disajikan game ini juga terkesan agak aneh, mungkin karena mengandung unsur supranatural, mungkin pula karena memang alur ceritanya sendiri yang memang tidak menarik.

Misi pertama menuntun Ryan ke sebuah biara di pegunungan alpen, lalu kemudian cerita berlanjut ke refinery dengan suasana area industri. Selanjutkan lokasi berpindah ke pabrik besi lalu lapangan terbang.

Lokasi misi bervariasi antara area outdoor dan indoor, namun semua alurnya ceritanya tergolong sangat linear. Di semua misi selalu hanya ada 1 rute saja yang harus ditempuh untuk dapat menuju level berikutnya. Konyolnya lagi terdapat "invisible wall" yang membuat anda tak bisa berjalan keluar dari rute yang ditetapkan. Jadi sekalipun anda berada di area outdoor yang terkesan luas & terbuka, anda tak bisa berjalan keluar dari jalan setapak kecil. Ini tentu sangat menggelikan karena biasanya invisible wall hanya diterapkan pada game racing, dan bukan pada game jenis 3rd person shooter.

Bebagai objek pada game ini dapat dihancurkan, dan hal inlah yang membuat gameplay menjadi cukup menghibur. Bahkan gelas-gelas yang ada di meja bar dapat ditembaki.

Senjata basic yang dimiliki adalah shuriken dan pistol, dan kemudian senapan mesin. Nantinya anda juga dapat menggunakan senjata yang lebih dahsyat seperti flamethrower dan bazooka. Untuk menggunakan pistol secara lebih mematikan, anda harus mengumpulkan mana, yang dapat menjadikan tembakan pistol lebih powerful.

Seperti telah disebut sebelumnya, anda juga punya kemampuan supranatural yang dapat digunakan, dimana yang terpenting adalah kemampuan untuk menghisap energi dari mayat musuh. Proses penyerapan energi tersebut cukup memakan waktu (5 detik), sehingga akan cukup merepotkan bila harus melakukannya di tengah-tengah pertempuran dengan banyak musuh.

Kemampuan supranatural lainnya yang dimiliki Ryan adalah teleportasi dan melihat hal yang tak terlihat oleh mata manusia. Kemampuan ini lebih berguna untuk menyelesaikan teka-teki ketimbang untuk membunuh musuh.

Dengan bantuan penglihatan kedua tersebut, anda dapat melihat kode rahasia yang dibutuhkan untuk membuka pintu atau mengaktifkan console. Dengan kemampuan telekinesis anda dapat membersihkan jalan dari tumpukan peti dan rintangan, atau juga bisa digunakan untuk melompati tembok yang tinggi. Sedangkan kemampuan teleportasi hanya bekerja selama beberapa detik saja, dan cukup berguna dalam situasi tertentu, misal untuk memindahkan diri anda ke belakang camera untuk mematikan security system.

Pada waktu pertama kali dimainkan, infernal memang dapat membuat anda terpesona. Tapi tak lama setelah dimainkan anda mungkin akan menjadi bosan dengan begitu cepatnya.
Memang ada teka-teki di sana-sini, namun pada intinya anda harus membunuh apapun yang bergerak. Ini artinya selama anda menemukan musuh berarti anda berjalan ke arah yang benar.

Pada game ini anda akan lebih sering dihadapkan pada tembak-tembakan dengan jumlah musuh yang sangat banyak.
Namun hal yang paling mengecewakan pada infernal adalah buruknya AI musuh. Mereka maju begitu saja tanpa ada taktik sedikitpun. Sehingga pertempuran demi pertempuran terkesan bagaikan pengulangan serangan membabi-buta yang lama-lama membosankan.

redball.gif (916 bytes)CONTROL & INTERFACE (score: 10/10)

Control karakter cukup mudah, dan cara pengontrolan crosshair tidak berbeda dengan game first person shooter umumnya.
Interface juga cukup mudah dimengerti dan sederhana.

Game ini cocok dimainkan oleh gamer yang suka akan aksi tembak-tembakan yang simple tanpa melibatkan taktik dan strategi.

redball.gif (916 bytes)REPLAY VALUE (score: 5/10)

Alur cerita yang sangat linear menjadikan game ini tak menarik untuk dimainkan lagi bila sudah tamat. Jadi tak ada bedanya dengan menonton film cerita.

Satu-satunya alasan yang membuat anda mungkin rela memainkan game ini lagi dari awal adalah hanya untuk mengisi waktu luang sambil melatih ketangkasan jari-jari anda dan menghibur mata anda dengan ledakan-ledakan yang memukau.
Jelas, Infernal bukanlah seperti S.T.A.L.K.E.R yang masih layak dimainkan berulang kali sekalipun sudah tamat. (Review STALKER bisa dilihat disini).

redball.gif (916 bytes)INOVASI (score: 8/10)

Game yang seolah merupakan reinkarnasi Max Payne ini tak membawa inovasi yang berarti selain tampilan grafis yang sangat bagus.
Hal itu pula yang menjadi alasan utama orang memainkan game ini, yaitu untuk melihat keindahan grafisnya saja.
Implementasi Ageia PhysX engine pada game ini tentu merupakan inovasi sangat penting dalam hal grafis. Semua pengguna videocard high-end pasti berbondong-bondong ingin merasakan efek tersebut pada game ini.

Dalam hal gameplay, kemampuan menyerap energi dari mayat musuh juga boleh dianggap sebagai inovasi, kalau hal semacam itu memang dapat menghibur anda.

redball.gif (916 bytes)MULTIPLAYER

Game ini tidak memiliki mode multiplayer.
Infernal adalah game action murni ala game console, jadi wajar bila tidak ada mode multiplayer. Dan lagi engine dan map game ini sepertinya tidak dirancang untuk multiplayer, mengingat adanya "invisible wall".

redball.gif (916 bytes)SYSTEM REQUIREMENT

Bila anda memiliki videocard high-end seharga 3 jutaan ke atas, Infernal sudah pasti menjadi game yang dapat menghibur mata anda.
PhysX engine sudah disupport oleh Geforce 8800 sehingga anda akan menyaskiskan efek ledakan yang fantastis dengan menggunakan videocard high-end ini.
Dengan menggunakan platform pengujian yang saya gunakan untuk mereview, Infernal berjalan sangat lancar bahkan seolah terasa sangat ringan.

Meski Infernal dirancang untuk memuaskan pengguna videocard high-end, namun game ini juga masih terlihat lumayan indah dan berjalan cukup lancar di videocard kelas menengah (1,5juta-2 jutaan) seperti Geforce 7900GS/8600GTS.

Sekalipun Infernal mendukung Shader Model 3.0, namun juga masih dapat dimainkan pada videocard jadul yang hanya bisa mensupport Shader Model 2.0, namun tentunya dengan pengorbanan yang cukup fatal dan tragis dalam hal keindahan tampilan.

redball.gif (916 bytes)KESIMPULAN: SCORE TOTAL 7.8* /10
* diperoleh dari nilai rata-rata Graphic, Sound, Gameplay, Control Int , Replay Value, Inovasi.

Developer game ini, Metropolist Soft, tampaknya lebih terfokus pada keindahan tampilan grafis ketimbang gameplay, alur cerita, ataupun inovasi menarik lainnya.
Meski demikian harus diakui bahwa saat ini keindahan grafis memang merupakan salah satu daya tarik penting dari sebuah game.
Unsur action pada game ini juga boleh dibilang sangat menghibur, cocok untuk orang yang suka action dan malas berpikir rumit-rumit.

Tema cerita yang terkesan agak dipaksakan mungkin disebabkan oleh keraguan developer game ini yang sudah terlihat semenjak dari awal ketika game ini dibuat. Pada awalnya judul game ini bukan Infernal, melainkan Diabolique: License To Sin, entah kenapa akhirnya dirubah jadi Infernal.

Beberapa media review lain memang ada yang memberi score rendah untuk game ini. Sebenarnya saya pribadi kurang begitu setuju dengan penilaian rendah seperti itu, karena andaikan game ini begitu jeleknya, mustahil game ini diterbitkan oleh Eidos yang notabene publisher game ternama yang juga menerbitkan Tomb Raider.
Bila seorang reviewer menilai Infernal dengan score sangat biasanya yang patut dipertanyakan adalah videocard yang dipakai untuk mereview. Sebab bila menggunakan videocard jadul, maka Infernal jelas terlihat tak punya kelebihan. Dengan kondisi videocard seperti itu, jelas yang perlu mendapat kritik pedas dan score rendah bukanlah gamenya, namun videocard jadul milik reviewer tersebut.

Selain itu cukup banyak pula gamer yang doyan dengan aksi tembak-tembakan yang simple dan menghibur yang disuguhkan oleh Infernal.
Paling tidak, game 3rd-pershon shooter seperti ini biasanya masih lebih disukai oleh para gamer amatiran yang kepalanya pusing dan mual bila memainkan game jenis first-person shooter.