Waktu – waktu Sholat Wajib

Allah SWT telah mewajibkan kepada kaum muslimin sholat lima kali dalam sehari semalam yaitu sholat shubuh atau sholat fajar, sholat dhuhur, sholat ashar, sholat maghrib dan sholat Isya’. Syariat juga telah menentukan waktu untuk setial sholat yang lima waktu ini. Berikut waktu-waktu sholat lima waktu tersebut :

1. Waktu Sholat Dhuhur

Waktu sholat dhuhur dimulai sejak tergelincirnya matahari, dan berakhir ketika bayangan sesuatu sama dengan benda aslinya, yakni ketika dimulainya waktu sholat ashar. Jabir bin Abdullah ra meriwayatkan yang artinya :


“Bahwasannya Nabi saw didatangi Jibril as, dia berkata :’Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat dhuhur ketika matahari tergelincir. Kemudian didatangi lagi pada waktu ashar, dia berkata : ‘Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat ashar ketika bayangan benda sudah sama panjangnya.
   Kemudian didatangi lagipada waktu maghrib, dia berkata: ’Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat ketika matahari terbenam.
   Kemudian didatangi lagi pada waktu Isya’, dia berkata: ’Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat ketika syafaq (warna merah ketika matahari terbenam) telah hilang.
   Lalu didatangi lagi pada waktu fajar, dia berkata: ’Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat ketika fajar muncul, atau dia berkata ketika fajar mulai terang memancar  (HR. Ahmad dan an-Nasai).

Dalam riwayat yang lain yaitu dari Nafi bin Jubair bin Muth’im dari Ibnu Abbas, dia berkata : Rasulullah saw bersabda yang artinya:

”Jibril mengimamiku di samping Baitullah sebanyak dua kali. Dia mengimamiku sholat dhuhur ketika matahari tergelincir dan ketika bayangan matahari seukuran dengan syirak, dan mengimaiku sholat ashar ketika bayangan sesuatu semisal dengan bendanya, dan mengimamiku sholat maghrib ketika puasa berbuka, dan mengimamiku sholat isya’ ketika syafaq (warna merah) telah hilang, dan mengimamiku sholat fajar ketika makan dan minum diharamkan bagi orang yang berpuasa …” (HR. Abu Dawud, Ibnu al-Mundzir, Tirmidzi, al-Hakim dan Ibnu Abi Syaibah)

Maksud syirak dalam hadits di atas adalah salah satu tali ikatan alas kaki yang ada di bagian atasnya. Ungkapan ini menjelaskan ukuran minimal bayangan ketika tergelincirnya matahari.

2. Waktu sholat Ashar

Waktu sholat ashar dimulai ketika panjang bayangan segala sesuatu sama dengan benda aslinya, dan berakhir dengan terbenamnya matahari sesuai dengan hadits Jabir dan Nafi di atas. Waktu yang paling utama untuk sholat ashar terletak antara awal waktu hingga bulatan matahari mulai menguning. Tetapi berakhirnya tetap ketika terbenam matahari. Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya :

”…. Dan barangsiapa mendapati satu rakaat dari sholat ashar sebelum matahari terbenam maka dia telah mendapati sholat ashar”. (HR. Muslim).

3. Waktu sholat Maghrib

Dalam hadits Jabir sebelumnya telah disebutkan waktu dimulainya sholat maghrib yaitu ketika matahari telah terbenam. Sedangkan mengenai berakhirnya sholat maghrib terdapat hadits dari Abdullah bin Amru ra, dari Nabi saw, beliau bersabda yang artinya :

”Waktu dhuhur adalah saat selama waktu ashar belum datang, dan waktu asahar adalah selama matahari belum menguning, dan waktu maghrib adalah selama syafaq (warna merah) belum hilang, dan waktu isya’ hingga pertengahan malam, dan waktu sholat fajar adalah selama matahari belum terbit”. (HR. Muslim, Ahmad, dan an-Nasai).

Hadits ini menyebutkan waktu maghrib adalah selama syafaq (warna merah) belum hilang. Jadi kalau warna merah sudah hilang berarti berakhir waktu maghrib.

Juga terdapat hadits yang diriwayatkan Uqbah bin Amir ra, bahwasannya Nabi saw bersabda yang artinya :

”Umatku senantiasa berada dalam kebaikan, atau pada fitrah, selama mereka tidak mengakhirkan waktu maghrib hingga bermunculan bintang-bintang”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Hakim dan Baihaqi).

Hadits di atas menetapkan bahwa kemunculan bintang-bintang merupakan akhir waktu maghrib. Bermunculannya bintang-bintang itu artinya menyebarnya kegelapan setelah hilangnya syafaq merah.
Jadi waktu sholat maghrib adalah setelah terbenamnya matahari sampai hilangnya warna merah.

4. Waktu Sholat Isya’

Waktu sholat isya’ dimulai sejak hilangnya syafaq merah hingga fajar shodiq menyingsing yaitu waktu dimulainya sholat fajar, bukan hingga sepertiga atau setengah malam saja sebagaimana dipahami dari hadits Jabir sebelumnya tentang waktu-waktu sholat. Pembatasan dengan sepertiga malam atau pertengahan malam ini semata-mata pembatasan waktu utama saja. Imam muslim telah meriwayatkan dari Aisyah ra dengan sanad yang shahih yang artinya :

”Pada suatu malam, Nabi saw mengakhirkan sholat hingga sebagian besar malam telah berlalu dan hingga penghuni masjid sudah tidur. Kemudian beliau saw keluar dan sholat, lalu berkata : ’Sesungguhnya ini adalah waktunya, seandainya tidak memberatkan atas umatku’ ”.

Telah disebutkan di atas ”hingga sebagian besar malam telah berlalu”, ini menunjukkan bahwa waktu isya’ itu melewati pertengahan malam. Dari abu Qatadah ra, dalam sebuah hadits yang panjang, Rasulullah saw bersabda yang artinya :

”Ketahuilah, sesungguhnya tidur itu bukan termasuk keteledoran, dimana keteledoran itu sebenarnya dikenakan pada orang yang belum melaksanakan sholat hingga datang waktu sholat lainnya”. (HR. Muslim).

Hadits ini berlaku untuk semua sholat wajib kecuali sholat fajar, karena ada hadits yang menunjukkan akhir waktu sholat fajar dengan terbitnya matahari. Oleh karena itu, sholat isya’ sah dilakukan hingga tiba waktu sholat fajar.

5. Waktu Sholat Shubuh atau Sholat Fajar

Waktu sholat shubuh atau sholat fajar dimulai ketika fajar shodiq hilang hingga terbitnya matahari, yakni hingga munculnya bagian awal matahari. Abu Hurairah ra meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda yang artinya :

“Barangsiapa yang mendapatkan sholat shubuh satu rakaat sebelum terbit matahari maka dia telah mendapatkan sholat shubuh … “ (HR. Muslim).

Demikianlah waktu-waktu sholat lima waktu ditentukan.

(bersambung)