Kiat mempelajari Al-Qur'an secara mandiri (BAG.I)
Saya pernah mendengar bahwa belajar
agama Islam itu harus punya guru yang ada sanadnya (bersambung terus
sampai ke Nabi Muhammad). Paham ini setahu saya disebarkan oleh Islam
Jamaah yang sekarang kita kenal dengan nama LDII. Dikalangan
tarekat dan kaum sufi juga adalah istilah “ Barang siapa yang belajar
agama Islam tanpa guru (musyid) , maka gurunya adalah setan.
Apa
betul memahami Qur’an dan Islam itu mutlak harus ada guru? Apakah kita
tidak bisa belajar Islam dari buku atau browsing di Internet. Apakah
kita tidak bisa memahami Qur’an dengan cara membaca dan belajar sendiri ?
Saya sendiri tidak sependapat dengan paham diatas yang mengatakan
untuk mempelajari Islam mutlak harus ada gurunya yang tersambung sampai
ke Rasulullah. Fungsi guru hanya sebagai pembimbing, seperti di bangku
kuliah. Kita bisa belajar dari banyak guru dan buku, juga bisa browsing
diinternet. Orang yang belajar pada satu orang guru sering terjebak
pada taklid buta pada guru dan menganggap semua yang dikatakan guru itu
benar. Guru tidak bisa memberi hidayah dan petunjuk, dia hanya memberi
bimbingan. Yang bisa memberi hidayah dan petunjuk itu hanya Allah.
Barang
siapa yang mempelajari Islam dengan tulus dan sungguh sungguh karena
Allah, maka Allahlah gurunya, bukan setan . Allah akan membimbing dan
menuntunya untuk memahami Islam dan Al Qur’an hal ini ditegaskan dalam
surat Al Ankabut ayat 69 :
69.
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(Al
Ankabut 69)
Seorang
guru tidak bisa memberi hidayah dan petujuk kepada muridnya, mereka
hanya bisa memberi bimbingan dan tuntunan. Hidayah dan petunjuk
sepenuhnya kewenangan Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Qashas
ayat 56 :
56.
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau
menerima petunjuk.
Sungguh
keliru orang yang mengatakan bahwa untuk memahami Islam itu mutlak
harus berguru pada seseorang yang jelas sanadnya sampai ke Rasulullah.
Atau pendapat kaum sufi yang mengatakan bahwa siapa yang belajar agama
tanpa guru , maka gurunya adalah setan. Fungsi
guru hanya membantu memberikan bimbingan, bukan memberi hidayah atau
petunjuk. Kita bisa belajar dari banyak guru dan buku untuk mendapatkan
bahan pembanding. Allah tidak suka pada orang
yang taklid buta pada gurunya, dan tidak mau berfikir. Setiap diri
bertanggung jawab atas sikap dan pendiriannya masing masing, tidak ada
alasan untuk mengatakan dan melempar tanggung jawab pada guru atau sifulan. Allah mengingatkan hal ini dalam surat al Israak ayat 36
36.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya.(Al Israak 36)
Mempelajari
Al Qur’an dan Islam bisa kita lakukan seorang diri asalkan diniatkan
sungguh sungguh untuk mendekatkan diri pada Allah. Kita bisa belajar
dari banyak guru dan ustad, banyak membaca buku, browsing diinternet dan
berdiskusi dengan teman yang sama berminat untuk mempelajari Islam dan
Qur’an.
Allah telah menjadikan Al Qur’an mudah
untuk dipelajari dan dipahami , bagi orang yang mau mempelajarinya,
sebagaimana disebutkan berulang ulang dalam surat Al Qomar, antara lain
dalam surat al Qomar ayat 17
17. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?
Namun
sayang sedikit sekali umat Islam yang tekun dan mau mendalami Qur’an
secara mandiri. Disamping rasa malas banyak juga yang dihantui rasa
takut salah, dan termakan isu bahwa mereka harus berguru secara mangkul
pada guru yang jelas nasabnya sampai ke Rasulullah. Mereka juga dihantui
pendapat siapa yang belajar Qur’an tanpa guru maka gurunya adalah
setan. Isu seperti itu membuat umat Islam jauh dari Al Qur’an mereka
hanya berkutat dengan pendapat para Ulama dan Kyai yang kadang kala
saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
Oleh Fadhil ZA
Bersamsung ke halaman berikutnya : Kiat mempelajari Al-Qur'an secara mandiri BAG. II
Join the conversation