Kiat mempelajari Al-Qur'an secara mandiri (BAG.II)

Kiat Mempelajari  Qur’an secara mandiri
Al Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah yang diturunkan pada nabi Muhammad saw, menjadi pedoman dan pegangan hidup bagi orang yang beriman dan bertakwa pada Allah. 

Sedikit sekali umat Islam yang rutin membaca dan mempelajari kandungan Qur’an ini setiap hari. Disamping memang malas ditambah lagi dengan ajaran yang mengatakan bahwa siapa yang belajar tanpa guru maka gurunya adalah setan. Ajaran yang mengatakan bahwa kita harus berguru pada guru yang sanadnya jelas sampai kepada Rasulullah juga menyumbang umat Islam jadi takut untuk mempelajari Qur’an seorang diri.

Saat ini interaksi antara umat Islam dengan Al-Qur’an amat kurang. Mereka lebih banyak mendengar pendapat ustad, ulama dan kyai serta berpegang teguh pada ajaran beliau secara membabi buta. Tidak jarang terjadi perbedaan pendapat antara ulama , kyai dan ustad yang beriimbas pada munculnya perpecahan dikalangan umat Islam yang taklid buta pada guru mereka masing masing. 

Al Qur’an itu diibaratkan Buah yang amat lezat rasanya. Ia memiliki dua unsur utama yaitu bagian kulit dan bagian  isi atau dagingnya. Untuk bisa menikmati buah yang lezat itu kita harus membuka kulitnya terlebih dahulu, baru kemudian kita bisa menikmati isinya. 

Untuk mempelajari dan memahami Qur’an dibutuhkan beberapa alat atau sarana . Pertama kita harus punya alat untuk mengupas bagian kulitnya, yaitu :
  1. Mampu membaca tulisan dan melafazkan  ayat Qur’an dengan tepat dan benar
  2. Memahami dasar dasar bahasa Arab, yang merupakan bahasa al Qur’an
Selanjutnya untuk mengambil dan menikmati kandungan atau isi Al Qur’an kita juga harus memiliki 5 alat atau sarana.
  1. Mengerti dan memahami sejarah para Nabi dan semua kisah yang ada dalam Qur’an , seperti kisah 25 Nabi dan Rasul, kisah pemuda di gua kahfi, kisah Uzair, kaum Aad , Tsamud , dan lain sebagainya.
  2. Mengerti dan mengetahui sejarah kehidupan Nabi Muhammad sejak lahir sampai wafatnya.
  3. Mengerti dan memahami asbabun nuzul beberapa ayat Qur’an yang turun seperti surat Abbasa, Al Hasyr, Al fath , ayat yang berkaitan dengan perang Badar, Uhud dan lain sebagainya
  4. Mengerti dan mengusai ilmu pengetahuan alam , seperti Biologi, Fisika, astronomi, Geologi, IPTEK, dan selalu mengikuti perkembangan kejadian sehari hari seperrti masalah sosial, politik, bencana alam, dan lain sebagainya.
  5. Mengambil beberapa kitab tafsir terkenal sebagai pembanding seperti tafsir Ibnu Katsir, Al Azhar dari buya Hamka, Jalalain dan lain sebagainya.
Tanpa memiliki alat atau sarana seperti tersebut diatas memang akan sulit bagi seseorang untuk mengerti dan memahami Al Qur’an. Mempelajari dan memahami Qur’an tidak seperti belajar ilmu fisika , kedokteran, teknik atau matematik sekian bulan atau tahun tamat dan dinyatakan sebagai ahli.

Mempelajari dan memahami Qur’an membutuhkan waktu yang panjang seumur hidup kita. Ilmu Al- Qur’an tidak ada batas dan tepinya. Dalam surat Lukman ayat 27 digambarkan jika lautan jadi tintanya dan seluruh pohon dimuka bumi jadi penanya niscaya tidak akan habis ilmu Allah itu dituliskan walaupun ditambah dengan 7 bumi pohon dan lautan lagi.
27. Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Lukman 27)
Ilmu Al-Qur’an tidak akan pernah habis dipelajari sampai kita menemui ajal. Ilmu Al-Qur’an terus tumbuh dan berkembang mengikuti kemajuan zaman. Karena itu tidak ada seorangpun yang bisa mengklaim bahwa ia sudah menguasai ilmu Al Qur’an secara menyeluruh
Untuk dapat menikmati kandungan isi Al Qur’an, bacalah Al Qur’an itu setiap hari minimal 3 halaman berikut terjemahannya. Lebih baik lagi jika bisa mempraktekan one day one juz sehingga bisa khatam sekali dalam sebulan. Allah akan memasukan ilmu Al Qur’an itu secara bertahap , hingga kita bisa memiliki ahlak dan kepribadian sesuai dengan al Qur’an sebagaimana ahlak dan pribadi Rasulullah. 

Menuju alam yang tak terbatas
Al Qur’an mendidik dan mengajar kita untuk hidup pada alam yang tak terbatas, yaitu kehidupan dunia dan akhirat yang tidak dibatasi oleh kematian. Orang yang tidak mengerti al Qur’an umumnya hanya mengerti dan memahami masalah kehidupan dunia saja. Segala sesuatu diukur dengan sukses dan kejayaan hidup didunia. Mereka tidak mengerti sama sekali tentang kehidupan akhirat, mereka mencintai kehidupan dunia dan amat  takut dengan kematian. 

Orang yang memahami Al Qur’an memiliki pemandangan yang luas tentang kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat. Dia tidak pernah kecewa dan putus asa dalam menghadapi kehidupan dunia, dia mempersiapkan dirinya sepenuhnya untuk mendapatkan kemuliaan di akhirat. Kematian bukanlah sesuatu yang ditakutinya. Kematian hanya masalah melangkah pindah dari kehidupan dunia  kepada kehidupan akhirat yang kekal dan abadi selamanya. 

Untuk memahami Al Qur’an dengan lebih baik , kita harus mampu menghubungkan setiap ayat yang kita baca dengan kejadian yang kita alami sehari hari. Al Qur’an banyak mengandung ilmu hikmah yang menjelaskan kejadian yang kita alami sehari hari. Al Qur’an mengandung solusi bagi seluruh masalah yang dialami oleh manusia dan semua kejadian dialam semesta ini . Sedikit sekali orang yang memahami ini , karena memang sedikit orang yang mau membaca al qur’an secara rutin setiap harinya. 

Saya sudah mempraktekan membaca Qur’an berikut terjemahannya dengan berbekal alat dan sarana seperti yang disebutkan diatas selama 10 tahun sebanyak 3 halaman setiap hari. Alhamdulillah pengetahuan saya tentang Qur’an terus tumbuh dan tumbuh setiap hari. Saya merasa seperti berenang dilautan ilmu yang tidak bertepi. Dan ilmu itu terus tumbuh bersamaan dengan umur saya yang akan berakhir ketika ajal yang dijanjikan sampai. 

Bagi yang berminat silahkan mencoba , bekali diri anda dengan alat dan sarana seperrti yang saya sebutkan diatas, Insya Allah anda akan dibimbing oleh Allah memahami kandungan Al Qur’an. Guru anda adalah Allah, bukan setan. 

Oleh Fadhil ZA